ADA ANAK GADIS BERTANYA PADA IBUNYA
Seorang anak gadis berangkat remaja
Bertanya pada ibundanya
“Ibu, terangkan pada saya
Tentang hakekat seorang wanita.”
Sang ibu terkejut mendengar anaknya bertanya
Tentang hal yang tidak ringan bobotnya
Namun sangat penting bagi ananda yang berangkat dewasa
Dengan perlahan menjawablah sang ibunda
Begini kata-katanya:
“Pertanyaanmu tidak ringan jawabannya
Tapi biarlah mama jawab secara sederhana
Perempuan itu dicipta halus keadannya
Lembut tutur sapanya
Sopan budi pekertinya
Rajin menggali ilmu, tekun dalam bekerja
Perilaku setara dalam apa pun karya
Lincah dan dinamis geraknya
Dia tidak minder karena jenis kelaminnya
Bahkan tak akan tertandingi dia
Dalam keikhlasan pengorbanannya
Melahirkan anak menyambung nyawa
Membesarkan anak habis waktunya
Jika dia berumah-tangga
Dia patner setia suaminya
Sabar mendidik anak-anaknya
Kalau dia bekerja
Dia pandai membagi waktunya
Ramah dan erat dengan mertua, ipar dan keluarga
Serta baik hubungan dengan tetangga
Dan ikut membantu masyarakatnya.”
Demikian jawab ibunya
Kening sang gadis remaja tampak ada kerutannya
Sinar tak puas terbayang pada matanya
Terdengar berikut ini kalimatnya:
“Ah, mama
Yang baru mama katakan ini kok indah sekali gambarannya
Dalam kenyataan lain lagi rasanya.”
Menjawab lagi ibunya:
“Memang nak,
Yang mama sebutkan tadi adalah bentuk idealnya
Yang tidak mudah mencapainya
Karena masalah ini memang tidak sederhana.”
“Mama, mama
Mama bilang tadi
Wanita harus lembut dalam bertutur-sapa
Tapi dalam kenyataannya, misalnya
Banyak perempuan judes dan suka mengomel saja
Suka bergunjing bergosip memperkatakan sesama
Misalnya tante, adik mama itu, yang di Surabaya
Hari ini ngomongnya begini di depan kita
Minggu depan ngomongnya begitu-begtu di belakang kita....”
“Ya, ya, nak, ya
Itulah salah satu kelemahan kita wanita
Mungkin malahan kelemahan kita yang utama
Sukar menahan kata-kata tak berguna
Menjaga perasaan orang lain sering lupa
Bagi mama sendiri, inilah cobaan sangat beratnya
Kalau sudah bertemu sesama teman arisan atau kawan dulu di SMA
Kami bertanding siapa yang punya lidah paling berbisa
Yang paling top adalah analisa skandal demi skandal
Kemudian apa saja yang berkaitan dengan aib keluarga.”
Sang anak tiba-tiba memotong kata:
“Mah, mama,
Jadi mama ikut-ikutan begitu juga
Mama bergunjing bergosip pula
Mama mengunyah-ngunyah daging saudara sendiri juga?”
Dengan malu sang ibu menjawab anaknya:
“Anakku sayang,
Mama tadi sudah katakan
Yang paling berat kelemahan seorang perempuan
Adalah menjaga lidahnya, menjaga perkataan
Ketika berkumpul-kumpul, apakah pengajian apalagi arisan
Sering kita, kaum perempuan ini tak tahan pameran harta
Memperagakan berlian di leher dan di pergelangan tangan
Menyebut merek mobil dan perjalanan liburan
Bercerita tentang anak-anak yang sekolah di mancanegara
Itu ‘kan menusuk perasaan kawan-kawan yang tak berpunya
Tapi beginilah anakku sayang
Lebih baik sekarang mama berterus-terang
Kamu lebih baik tahu sejak sekarang
Kamu akan jadi dewasa, kamu akhirnya akan tahu juga.”
“Mah, mama
Jadi dalam hal ini
Fungsi sholat atau sembahyang itu dimana
Yang katanya mencegah hal yang keji dan munkar itu
Mama rajin pergi ke pengajian,
Mama umroh, mama hajah, mama sholat
Tapi sholat ternyata tidak mampu mencegah mama
Bergunjing dan bergosip
Itu ‘kan sama dengan mengunyah-ngunyah daging saudara sendiri
Bagaimana itu, mah, bagaimana?”
“Anakku sayang,
Mama koreksi sedikit ucapanmu tadi itu tentang fungsi sholat
Jangan katakan
Shalat ternyata tidak mampu mencegah mama bergunjing dan bergosip
Jangan katakan begitu
Yang tepat adalah
Sholat mama yang tidak mampu itu
Jadi mama belum betul melaksanakan sholat mama itu
Jadi mama belum khusyu’ melaksanakan sholat mama itu
Kalau mama sudah sungguh-sungguh betul,
Kalau mama sudah sungguh-sungguh khusyu,
Pasti mama akan tutup mulut ketika kawan-kawan mama bergosip
Pasti mama akan tutup telinga ketika kawan-kawan mama bergunjing
Tidak tertarik lagi mengikuti kebiasaan tidak terpuji itu.”
“Mah, mama
Terimakasih atas keterusterangan mama
Inilah nasihat yang sungguh sangat berharga
Mah, saya akan selalu mengingatnya
Sekarang saya sudah mendapat bekal amat mahalnya
Mama sudah menerangkan tentang hakekat seorang wanita
Tentang masalah apa yang kelak akan saya hadapi
Sebagai seorang perempuan ketika nanti mendewasa
Dengan kekuatan serta kelemahannya
Dan keterusterangan mama
Sangat mengharukan saya
Teri makasih mah, terima kasih mama.”
Anak gadis itu kemudian memeluk mamanya
Mata mamanya tampak basah, merah warnanya.
Taufik Ismail
2 komentar:
Ya moga2 bae bisa ulih pendamping sing ideal, amin! Apa malah uwis, wong ora tau ana kabar sih? facebook.com/abusyifaazzahra.
Ya moga2 bae bisa ulih pendamping sing ideal, amin! Apa malah uwis, wong ora tau ana kabar sih? facebook.com/abusyifaazzahra.
Posting Komentar