Kamis, 10 September 2009

INTELIGENSI GANDA : PRINSIP UMUM DAN CARA PENGEMBANGANNYA

INTELIGENSI GANDA : PRINSIP UMUM DAN CARA PENGEMBANGANNYA

        Keluh kesah guru tentang lambatnya siswa dalam memahami pelajaran sering kita dengar. Tentu saja anak yang demikian dicap sebagai anak bodoh. Namun demikian, tidak jarang anak yang dicap bodoh IQ rendah waktu sekolah akhirnya menjadi orang sukses karena kepandaiannya. Dan tidak jarang pula anak yang dicap pandai waktu sekolah akhirnya menjadi orang yang kurang beruntung karena tidak mampu bersaing dalam dunia kerja.
        Seorang guru harus berusaha mengenal karakteristik siswa, teori belajar, psikologi pendidikan, dan segudang ilmu pendidikan lainnya agar dapat menentukan tindakan pendidikan yang tepat. Jangan-jangan anak yang dianggap bodoh sebenarnya pandai. Dalam sejarah Einstein pun pernah dicap sebagai murid yang bodoh.
        Menurut Sindhunata (2000 : 86) bahwa siswa akan belajar sungguh-sungguh bila mereka merasa senang dengan bahan itu atau senang dengan mata pelajaran tersebut. Dengan kata lain, siswa baru akan sungguh-sungguh belajar bila pelajaran itu menyenangkan. Seorang siswa akan rajin belajar, mendengarkan penjelasan guru atau mengerjakan pekerjaan rumahnya apabila belajar adalah suasana yang menyenangkan dan menumbuhkan tantangan. Hal senada juga dikemukakan oleh Hernowo (2005 : 7) belajar akan sangat efektif jika siswa berada dalam keadaan yang menyenangkan. Menyenangkan berarti siswa dikondisikan untuk bebas melakukan sesuatu yang disukai secara positif dan sesuai situasi. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengatur atau menciptakan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
        Salah satu cara agar belajar siswa menyenangkan adalah bila pelajaran yang disampaikan guru sesuai dengan inteligensi yang menonjol pada diri siswa. Menurut teori inteligensi ganda seorang siswa akan dapat mempelajari materi apapun asal materi itu disampaikan sesuai inteligensi yang cocok dengan inteligensi yang menonjol pada siswa itu (Paul Suparno, 2004:14). Misalnya, seorang siswa yang mempunyai inteligensi musikal akan mudah mempelajari matematika bila diajarkan dan disajikan dengan nuansa musik. Sebaliknya, siswa akan mengalami kesulitan bila diajarkan hanya menggunakan secara matematis logis.
          Menurut Howard Gardner ada sembilan jenis inteligensi. Kesembilan jenis inteligensi tersebut adalah : inteligensi linguistik, inteligensi matematis logis, inteligensi ruang visual, inteligensi kinestetik badani, inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, inteligensi lingkungan, dan inteligensi eksistensial.
        Pada umumnya siswa hanya menonjol pada beberapa inteligensi. Namun demikian, sebenarnya mereka dapat dibantu lewat pendidikan dan bantuan guru untuk mengembangkan inteligensi yang lain. Harapannya, dengan bantuan tersebut siswa dapat mengembangkan hidup secara menyeluruh.
        Inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Gardner, 1983 ; 1993). Karena merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk, inteligensi perlu dikembangkan. Pendidik mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam membantu perkembangan inteligensi siswa. Inteligensi siswa yang sudah tinggi dapat dimaksimalkan sedangkan inteligensi yang masih kurang dapat dibantu untuk ditingkatkan. Dengan demikian, siswa akan mampu memecahkan persoalan hidup dalam situasi yang bermacam-macam di kelak kemudian hari.

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN INTELIGENSI GANDA 

        Inteligensi bukanlah sesuatu yang statis, inteligensi ganda dapat dikembangkan. Inteligensi ganda dapat dibantu melalui pendidikan melalui latihan-latihan. Menurut Haggerty ada enam prinsip umum untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda pada siswa (Haggerty, 1995 : 46—47). Keenam prinsip tersebut adalah :
  1. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Mengajar tidak boleh hanya berfokus pada satu jenis inteligensi saja. Satu inteligensi tidak cukup untuk menjawab persoalan manusia secara menyeluruh. Dalam pembelajaran perlu diterapkan inteligensi yang lain.
  2. Pendidikan harus bersifat individual. Pendidikan harus bersifat personal atau individual dengan memperhatikan jenis inteligensi yang dipunyai siswa. Mengajar secara klasikal dengan materi, cara, dan waktu yang sama kurang tepat diterapkan. Pembelajaran klasikal kurang menguntungkan dan tidak memperhatikan perbedaan individu.
  3. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan dan program belajar. Pendidikan perlu memberi kebebasan siswa untuk menggunakan cara belajar dan cara kerja berdasarkan minat dan inteligensi siswa. Siswa perlu diberi kebebasan untuk menentukan tujuan belajar dan cara mengevaluasinya. Siswa juga perlu dibantu untuk mengerti potensi intelektual mereka dan cara mengembangkannya.
  4. Sekolah harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan siswa. Misalnya, bila siswa membutuhkan alat-alat musik untuk mengembangkan kecerdasan musikalnya maka alat-alat itu harus ada. Dengan fasilitas dan sarana yang memadai diharapkan siswa dapat melatih kemampuan intelektual mereka berdasarkan inteligensi ganda.
  5. Evaluasi belajar harus lebih kontekstual. Evaluasi belajar bukan berupa tes tertulis melainkan berupa pengalaman lapangan langung. Dengan pengalaman langsung maka dapat diamati ada tidaknya kemajuan performa siswa.
  6. Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah. Inteligensi ganda menuntut pendidikan dilaksanakan di mana saja. Pendidikan bisa dilaksanakan di dalam kelas, di luar kelas, lewat masyarakat, kegiatan ekstrakurikuler, atau kontak dengan orang luar.

CARA MENGEMBANGKAN INTELIGENSI GANDA

        Beberapa latihan dapat membantu siswa untuk mengembangkan inteligensi ganda sekaligus membantu para guru untuk mengenali dan mengembangkan inteligensi ganda. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengembangkan inteligensi ganda. 

1. Inteligensi Linguistik
        Inteligensi linguistik berkaitan dengan kemampuan berbahasa baik lisan maupun tertulis. Guru dapat mengembangkan inteligensi ini dengan melatih siswa untuk membaca, terutama hal-hal yang mereka senangi. Siswa dapat dibantu juga untuk membuat kalimat dengan kata-kata baru, mengarang cerita atau pengalaman sehari-hari, membuat buku harian, dan menulis puisi. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan, siswa dibantu untuk berbicara formal, menyelenggarakan debat, diskusi kelompok, atau bercerita di depan kelas.
        Bagi guru sendiri semua hal di atas dapat juga dilatihkan. Banyak membaca buku terutama novel dan cerita menarik mampu meningkatkan inteligensi linguistik. Membaca selain meningkatkan inteligensi linguistik juga memberi manfaat bagi pengembangan pengetahuan. 

2. Inteligensi Matematis Logis
Inteligensi matematis logis berkaitan dengan kemampuan berpikir logis, nalar, abstrak, matematis, sebab akibat dan berurutan. Latihan yang mampu mengembangkan inteligensi ini adalah membuat formula atau simbol, membuat simpulan dari konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, mengorganisasikan dengan grafik, mengurutkan sesuatu dengan bilangan, melatih berhitung, melatih silogisme, membiasakan problem solving, atau memberikan permainan-permainan yang mempunyai pola.
Bagi guru melatih inteligensi matematis logis dapat juga dilakukan dengan latihan seperti di atas. Dapat juga melatih dengan cara berpikir logis dengan logika yang benar, memecahkan persoalan hidup secara rasional dan nalar. Guru dapat dilatih mengkritisi persoalan dalam kehidupan sehari-hari tanpa dipengaruhi emosi. Latihan menghitung, membaca grafik data juga dapat mengembangkan inteligensi matematis logis. 

3. Inteligensi Musikal
       Wujud inteligensi musikal adalah kepekaan pada musik, lagu, ritme, nada dan sejenisnya. Cara mengembangkan inteligensi musikal adalah dengan latihan mengenal tone suara, melatih ritme lagu, menyanyi, memainkan alat musik seperti angklung, gamelan, piano, dan sebagainya. Mengenali suara lingkungan, suara instrumental, suara orang juga baik dilakukan. Siswa juga dapat diajari menyusun lagu sederhana dan mementaskan musik.
        Untuk guru, cara mengembangkan inteligensi ini dengan berlatih menyanyi atau latihan mendengarkan berbagai musik seperti rock, klasik, pop, dangdut atau tradisional. Dapat juga dilakukan dengan membentuk kelompok koor guru. 

4. Inteligensi Ruang Visual
       Wujud inteligensi ruang visual adalah warna, bentuk, desain, tekstur, pola, gambar, atau simbol visual yang dapat dilihat. Bila ingin mengembangkan inteligensi tersebut, hal-hal tersebut dapat menjadi sarananya. Cara mengembangkan inteligensi ruang visual adalah melatih siswa untuk menggambarkan sesuatu di otaknya, berangan-angan tentang sesuatu, berlatih dengan warna, menggambar, melukis, membuat peta, mematung, bermain catur, mengamati gambar tiga dimensi, dan sebagainya.
        Menurut Lazear (1998) sebagai pendidik ada beberapa latihan yang perlu dilakukan. Latihan-latihan tersebut adalah :
  • Pada waktu makan secara intensif mengamati warna yang ada di sekitar kita dan bagaimana warna-warna itu mempengaruhi kita.
  • Waktu berangkat kerja kita mencoba mengamati warna-warna yang ada di jalan, iklan-iklan di jalan, desain yang ada, bangunan yang kita lewati, ataupun orang-orang yang kita lihat.
  • Menggambarkan apa yang dikatakan teman kita pada waktu berbicara serta memvisualisasikan dalam otak kita apa yang mereka inginkan.
  • Setiap kali membuat catatan sebaiknya dibubuhi simbol gambar visual yang sesuai. Misalnya, pergi rapat dengan simbol bel, waktu mengajar dengan simbol buku.
  • Membayangkan ruangan rumah kita secara cermat, kemudian sewaktu pulang masuklah rumah dengan mata tertutup.
5. Inteligensi Kinestetik Badani
        Inti inteligensi kinestetik badani adalah pada bahasa tubuh dan gerak tubuh. Misalnya berupa olahraga, tari, kerja tangan, drama, mimik, dansa, isyarat, bermain peran, dan sebagainya. Cara mengembangkan inteligensi kinestetik badani pada siswa adalah latihan drama, menggunakan bahasa tubuh, latihan pantomim, olahraga, bermain peran, dansa, latihan menari, dan latihan fisik yang lain. Lazear (1998) memberikan latihan kecil untuk mengembangkan inteligensi kinestetik badani. Latihan-latihan tersebut adalah :
  • Melatih bermacam-macam cara berjalan dan merasakan dampaknya bagi kita, misalnya jalan pelan, jalan tergesa-gesa, dan sebagainya.
  • Melatih dan menyadari reaksi tubuh terhadap rangsangan dari luar. Misalnya, merasakan reaksi tubuh terhadap suasana tegang, bingung, suasana yang menyenangkan, ketidakpastian, atau suasana yang lain.
  • Mencoba memperhatikan bahasa tubuh orang yang sedang berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain.
  • Latihan menyadari apa yang akan kita lakukan dengan tubuh kita sebelum melakukan sesuatu. Misalnya, bila ingin memakai sepatu, pikirkan dan sadari langkahnya : berdiri, pergi ke rak sepatu, duduk, dan menggunakannya.
  • Pada waktu sibuk mengerjakan rutinitas mencoba berhenti dan berpikir sebentar untuk menyadari dan merasakan anggota tubuh kita melakukan tugas tersebut. 

6. Inteligensi Interpersonal
       Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk hidup. Inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan untuk hidup bersama, bergaul, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain.
        Guru dapat membantu siswa mengembangkan inteligensi interpersonal dengan beberapa latihan seperti memberikan feedback, memahami perasaan orang lain, strategi belajar bersama, komunikasi antarsesama, empati kepada orang lain terutama yang sedang sakit, sedih, melatih keterampilan kerjasama, menerima kritik dengan tenang, merasakan motif teman-temannya, atau melakukan tugas kelompok.
        Menurut Lazear (1998) ada beberapa latihan yang perlu dilakukan guru untuk mengembangkan inteligensi interpersonal. Latihan-latihan tersebut adalah :
  • Melatih menjadi pendengar yang baik saat berkomunikasi dengan teman lain.
  • Mencoba pergi ke tempat banyak orang yang tidak kita kenal kemudian mencoba menjalin komunikasi dengan orang-orang tersebut.
  • Berempati terhadap tokoh yang ada dalam televisi, cerita atau novel.
  • Belajar melihat hal positif dari orang lain baik yang kita sukai atau tidak.
  • Bila kita bekerja sama dengan banyak orang dalam tim, catat sebanyak-banyaknya strategi kerjasama yang efektif dan meningkatkan kerjasama. Gunakan catatan tersebut untuk menganalisis teman-teman dan meningkatkan kerjasama. 
7. Inteligensi Intrapersonal
        Salah satu ciri manusia adalah pribadi yang unik dan lain daripada yang lain. Tidak mustahil dalam hidup ini kita ingin selalu melihat diri, merefleksi diri, menerima diri, dan mengerti diri lebih mendalam.
      Beberapa latihan yang dapat mengembangkan inteligensi intrapersonal adalah melatih metode refleksi, mengolah emosi, prosedur mengenal diri, melatih konsentrasi, dan latihan melihat diri ke dalam. Bagi guru beberapa latihan yang diusulkan Lazear (1998) untuk membantu mengembangkan inteligensi ini adalah :
  • Bila mengalami sesuatu yang mengagetkan perasaan, seperti marah, bingung, jenuh, atau tidak sabar, berhenti sejenak lalu lihatlah seluruh proses perasaan yang terjadi pada diri kita.
  • Mengevaluasi dan merefleksi apa yang telah kita lakukan selama seharian.Apakah semua itu berdampak positif atau tidak. Mana yang kurang tepat dan mana yang perlu dikembangkan selanjutnya.
  • Bila bosan melakukan aktivitas mencoba untuk pergi ke swalayan yang mengharuskan antri panjang untuk membayar.
  • Pada pagi hari sewaktu banyak aktivitas, suara, bisnis, berhentilah sebentar dan ambil nafas dalam beberapa kali. Konsentrasikan pada nafas kita dan singkirkan semua yang lain.
  • Pada akhir hari, luangkan waktu sebentar untuk merefleksikan diri. Apa kejadian penting hari ini? Bila harus melepaskan sesuatu dan membuangnya, apa yang akan kita buang? 
8. Inteligensi Lingkungan
        Inteligensi lingkungan lebih terwujud pada kemampuan mengenal dunia alamiah, alam raya yang meliputi tanaman, binatang, alam, lingkungan, dan studi saintifik tentang hal-hal tersebut. Inteligensi ini dapat dikembangkan dengan berkenalan dengan alam, mengadakan camping dan wisata alam, pergi ke kebun binatang, dan melakukan proyek lingkungan hidup. Praktik berkebun, menanam tanaman, mengenal iklim, mengenal tingkah laku binatang juga sangat baik dilakukan. Oleh karena itu, seyogyanya latihan sering dilakukan di luar kelas daripada di dalam kelas.
        Guru juga dapat mengembangkan inteligensi ini dengan mengadakan wisata alam, ke pantai atau pegunungan. Dapat juga dilakukan dengan cara memelihara binatang, menanam tanaman di sawah atau kebun. Bisa juga mempelajari alam melalui buku atau CD-ROM.
9. Inteligensi Eksistensial
       Inteligensi eksistensial lebih menekankan orang untuk bertanya akan kediriannya dan keberadaannya di dunia. Inteligensi ini lebih pada kepekaan dan kemampuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terdalam tentang eksistensi manusia, seperti makna hidup, mengapa kita mati, mengapa kita ada, dan sejenisnya. Inteligensi ini lebih menonjol pada para filsuf yang selalu berpikir tentang keberadaan segala sesuatu. Namun demikian kita juga perlu membantu agar siswa menyadari akan inteligensi ini dan berusaha mengembangkannya.
        Untuk mengembangkan inteligensi ini siswa dapat dilatih untuk bertanya pada diri sendiri : mengapa aku ada di dunia ini?, Mengapa aku diciptakan? Untuk apa? Siswa dapat menjawabnya melalui agama atau keyakinannya. Hal yang sama dapat kita lakukan untuk selalu mau bertanya akan keberadaan kita, akan asal dan tujuan hidup kita. Membaca buku-buku filsafat, buku rokhani yang mengulas tentang tujuan hidup manusia, berdiskusi mempertanyakan keberadaan kita adalah cara yang baik untuk menantang berpikir sendiri.

SIMPULAN
       Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagi berikut:
  1. Inteligensi bukanlah kemampuan yang tetap sepanjang hidup. Inteligensi dapat dikembangkan melalui pendidikan. Ada enam prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda pada siswa. Pertama, pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Kedua, pendidikan harus bersifat individual. Ketiga, pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan dan program belajar. Keempat, sekolah harus menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan siswa. Kelima, evaluasi belajar harus lebih kontekstual. Keenam, pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah.
  2. nteligensi merupakan kemampuan yang dinamis. Karena merupakan kemampuan yang dinamis, inteligensi selalu dapat dikembangkan dan dipupuk. Pendidikan dan pendidik mempunyai andil yang besar untuk membantu mengembangkan inteligensi siswa. Salah satu cara mengembangkan inteligensi adalah dengan mengadakan latihan-latihan. Latihan-latihan yang tepat sesuai karakteristik inteligensi seseorang akan sangat membantu mengembangkan kemampuan inteligensinya.

SARAN
      Saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan prinsip-prinsip umum dan pengembangan inteligensi ganda adalah :
  1. Pendidik seyogyanya memahami prinsip-prinsip pengembangan inteligensi. Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, pendidik diharapkan mampu mendesain pembelajaran yang berpedoman pada teori inteligensi ganda.
  2. Pendidik perlu melakukan latihan guna mengembangkan inteligensi dirinya. Pendidik juga perlu senantiasa melaksanakan latihan-latihan yang mampu mengembangkan inteligensi ganda siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Gardner, Howard. 1983. Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligence. New York : Basic Books
_______. 1993. Multiple Intelligences. New York : Basic Books
Haggerty . 1995. Nurturing Intelligences : A Guide to Multiple Intelligences Theory and Teaching. New York : Addison-Wesley
Hernowo. 2005. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung : Mizan Learning Centre
Lazear. 1998. “Seeing is Believing and Knowing” Explorations of Visual/Spatial Intelligence. http : // www.multi-intell.com/articles/vs_article.htm
______.1998. “Getting to Know You and Me! Explorations of Interpersonal and Intrapersonal Intelligences”. http://www.multi-intell.com/articles/inter_intra_article.htm
______.1998. “Actions Speak Louder Thab Words!” Explorations of Bodily / Kinesthetic Intelligence. http://www.muti-intell.com/articles/bk_article.htm
Sindhunata. 2000. Membuka Masa Depan Anak-anak Kita. Yogyakarta : Kanisius
Suparno. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius
_______.2004. Tingkat Inteligensi Ganda Guru-guru Matematika dan IPA Santa Ursula dalam Mengajarkan Matematika dan Sains : Artikel. Yogyakarta : Widya Dharma


Tentang Penulis
Nama : Tejo Wahyono
Tugas : Guru SDN 1 Banyuroto Adimulyo Kebumen
Pendidikan Formal : SDN (1985)
SMPN (1988)
SPGN Kebumen (1991)
D2 PGSD  (1993)
S1  (2001)
Pend Profesi (tugas belajar 1th) di USD (2009)
Diklat : TOT Guru Pemandu KKG Matematika (seleksi LPMP Jateng)
Diklat Guru Pemandu Matematika Tingkat Nasional (PPPPTK Matematika Yogyakarta)